Makassar -lintassulawesi.com- Pendaftaran My Pertamina untuk penggunaan barcode dalam pengisian BBM kini menuai kritik dari masyarakat. Banyak yang merasa bahwa sistem pendaftaran ini justru membebankan konsumen, terutama bagi mereka yang tidak memahami cara pendaftaran akun.Biasa di istilahkan (Gaptek) gagap teknologi (Selasa 1/10/2024)
Irham Tompo, mantan ketua Himpunan Mahasiswa Hukum Handayani, menegaskan bahwa seharusnya Pertamina menyiapkan posko untuk membantu masyarakat dalam proses pendaftaran dan menyiapkan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran pendaftaran Akun melalui aplikasi untuk mendapatkan barcode yang dipakai pada saat mengisi BBM.
“Program ini seharusnya memudahkan, tetapi kenyataannya justru menyusahkan banyak orang, Pertamina seharusnya menyadari bahwa tidak semua masyarakat paham dengan cara mendaftar sehingga mendapatkan barcode ” ujar Irham
Sistem pendaftaran My Pertamina diklaim memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi pembayaran lebih cepat dan aman tetapi harus dipahami tidak semua pengguna roda empat dan Dua itu menggunakan hp android dan paham tentang teknologi.
Selain itu, pengguna terdaftar bisa mendapatkan akses ke promosi dan diskon khusus, serta memantau pengeluaran BBM mereka secara lebih efisien.
Namun, kritik muncul karena banyak masyarakat yang merasa kesulitan memahami cara pendaftaran dan penggunaan aplikasi tersebut. “Jika tidak ada edukasi yang memadai, bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan keuntungan ini?” tambah Irham.
Meskipun sistem barcode menawarkan proses pengisian yang lebih praktis dan terintegrasi dengan pembayaran digital, kekhawatiran akan kemudahan akses tetap menjadi sorotan.
Pihak Pertamina diharapkan dapat mendengarkan suara masyarakat dan melakukan langkah-langkah perbaikan agar program ini benar-benar bermanfaat bagi semua agar tidak tercipta kondisi yang bisa membuat masyarkat kota Makassar gaduh
Editor 
BAHRUN
Artikel Kritik Masyarakat Terhadap Pendaftaran My Pertamina: Solusi atau Beban Baru?” pertama kali tampil pada .
