Luwu Timur, 10 Maret 2025 – Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam (IBAS), kembali menjadi sorotan setelah kritiknya terhadap kondisi Islamic Center Malili viral di media sosial. Dalam sebuah video yang beredar luas, IBAS menyoroti sejumlah kekurangan pada bangunan tersebut, terutama atap yang bocor dan perencanaan yang dinilai kurang matang. Pernyataannya pun menuai berbagai tanggapan, baik dukungan maupun kritik dari berbagai kalangan.
Namun, masyarakat Luwu Timur yang mendukung IBAS menegaskan bahwa kritik tersebut bukanlah upaya menyalahkan pemerintahan sebelumnya, melainkan bentuk kepedulian terhadap pembangunan daerah. Salah satu advokat pendukung IBAS menyatakan bahwa seorang pemimpin yang bertanggung jawab harus berani mengungkapkan fakta dan melakukan evaluasi terhadap proyek-proyek yang masih perlu perbaikan.
“Apa yang disampaikan oleh IBAS adalah realita di lapangan. Ini bukan soal menyalahkan siapa pun, melainkan mencari solusi agar Islamic Center bisa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Jika ada kekurangan, maka wajar untuk dievaluasi,” ujarnya.
Mantan Bupati Luwu Timur, Budiman, sebelumnya mengungkapkan bahwa desain Islamic Center telah disepakati sejak era almarhum Husler dan IBAS. Ia menilai bahwa pemimpin seharusnya tidak perlu mengumbar kekurangan masa lalu, melainkan fokus pada penyelesaian masalah.
Menanggapi hal ini, pihak pendukung IBAS menegaskan bahwa budaya politik yang sehat bukan berarti menutup-nutupi kelemahan, tetapi berani mengakui dan mencari solusi.
“Pemimpin tidak boleh sekadar menerima keadaan tanpa evaluasi. IBAS justru menunjukkan sikap transparan dan bertanggung jawab dengan mengakui bahwa ada yang perlu diperbaiki,” tambah advokat tersebut.
Sebagai langkah tindak lanjut, IBAS berencana melakukan evaluasi proyek bersama konsultan dan kontraktor terkait guna memastikan perbaikan segera dilakukan. Langkah ini dinilai sebagai bentuk kepedulian agar Islamic Center dapat berfungsi dengan optimal sesuai harapan masyarakat.
Sementara itu, Bung AF, salah satu tokoh masyarakat, menyoroti bahwa salah satu narasumber dalam pemberitaan yang mengkritik IBAS diketahui adalah Rifal, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung IBAS saat Pilkada Luwu Timur. Ia merasa heran dengan judul berita yang menyebut bahwa IBAS disarankan untuk istighfar, padahal setelah membaca isi beritanya, tidak ada satu pun pernyataan dari narasumber yang secara langsung mengatakan hal tersebut.
“Ya, saya bingung juga baca judulnya. Katanya IBAS disuruh istighfar, tapi setelah dibaca isi berita, ternyata tidak ada satu pun sumber yang mengatakan hal itu secara langsung. Tapi ya sudahlah, mungkin ini memang hanya opini wartawan yang menulis berita tersebut,” ujar Bung AF sambil tersenyum kepada awak media.
Masyarakat Luwu Timur pun diimbau untuk melihat isu ini secara objektif dan mendukung upaya pembenahan yang dilakukan demi kemajuan daerah.
Informasi ini semakin menegaskan kredibilitas Bung AF dalam memberikan pandangan hukum dan sosial terkait isu yang berkembang di Luwu Timur. Sebagai pendiri Komite Advokat Muda Indonesia (KAI), pendapatnya tentu memiliki bobot tersendiri dalam menanggapi dinamika politik dan pembangunan di daerah.
(Redaksi)