Lintassulawesi.com- Banjir yang melanda Kota Makassar, Sulawesi Selatan memaksa sebanyak 1.884 warga dari empat kecamatan mengungsi ke 28 titik penampungan.
Wilayah Manggala menjadi daerah terdampak terparah dengan jumlah pengungsi tertinggi.
Data dari Tim Kaji Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar hingga Minggu (22/12/2024) pukul 16.30 WITA mencatat jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Kecamatan Manggala, yaitu 829 jiwa atau 211 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 12 lokasi pengungsian, termasuk masjid dan sekolah.
Kecamatan Biringkanaya mencatat 883 jiwa atau 234 KK mengungsi di 12 titik pengungsian. Di Panakkukang, terdapat 80 jiwa atau 22 KK di 3 titik, sedangkan Tamalanrea menampung 92 jiwa atau 18 KK di satu lokasi.
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, mengungkapkan bahwa banjir kali ini cukup parah. Bahkan, Kota Makassar telah mengalami dua kali banjir dalam musim penghujan yang baru dimulai.
“Ini banjir kedua dalam musim hujan tahun ini dan cukup tinggi. Kami harus bersiap jika ini akan terjadi berulang,” ujar Danny saat meninjau lokasi banjir di Kecamatan Manggala.
Danny menambahkan, jika pada banjir sebelumnya hanya wilayah perkotaan yang terdampak, kini hampir seluruh titik di Kota Makassar tergenang.
“Saya sudah mengimbau warga untuk siaga banjir. Dengan curah hujan tinggi di daerah tetangga seperti Maros, Pangkep, Barru, dan Gowa, kiriman air menjadi ancaman serius bagi Makassar,” jelasnya.