BeritaBreaking NewsHukumNasionalNewsNews TerkiniSulawesi

Pawai Ogoh-Ogoh di Tomoni Timur: Ritual Penyucian Menyambut Nyepi

30
×

Pawai Ogoh-Ogoh di Tomoni Timur: Ritual Penyucian Menyambut Nyepi

Share this article

 

Luwu Timur, Ribuan warga memadati Lapangan Batara Guru di Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh. Arak-arakan yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 ini digelar dengan meriah, diiringi tabuhan gamelan Bleganjur yang menggelegar.junat (28/03/2025)

Tiga pura setempat Pura Jagatnatha, Pura Kayangan Tiga, dan Pura Tirta Buana—turut berpartisipasi dengan membawa enam ogoh-ogoh. Boneka raksasa yang terbuat dari bambu dan kertas itu menggambarkan Bhuta Kala, simbol kekuatan negatif yang harus dikendalikan sebelum umat Hindu memasuki hari penyepian.

Ketua Panitia, I Wayan Silayasa, mengatakan pawai ini merupakan wujud persiapan spiritual menyambut Nyepi. “Ogoh-ogoh ini nantinya akan dilarung sebagai simbol peleburan energi negatif,” ujarnya.

Nyoman Sugiana, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Luwu Timur, menyebut acara ini terlaksana berkat dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat dan kepolisian. “Kami berterima kasih atas partisipasi semua pihak,” katanya.

Camat Tomoni Timur, Yulius, yang hadir dalam acara tersebut, menyatakan pawai ogoh-ogoh bukan sekadar pertunjukan budaya, melainkan juga sarana mempererat kebersamaan. “Tomoni Timur adalah contoh harmoni dalam keberagaman,” ujarnya.

Ia juga menyinggung momentum Nyepi yang berdekatan dengan Idulfitri. “Ini saat yang tepat untuk menguatkan toleransi. Filosofi Tat Twam Asi dalam Hindu mengajarkan kita untuk saling menghargai,” tambahnya.

Makna Filosofis Ogoh-Ogoha lam tradisi Nyepi melambangkan keburukan dan hawa nafsu yang harus dikalahkan. Prosesi pawai dan pelarungannya menjadi simbol penyucian diri serta alam semesta sebelum umat Hindu menjalani Catur Brata Penyepian pantangan berkegiatan, menyalakan api, bepergian, dan bersenang-senang selama Nyepi.

Pawai berlangsung hingga malam hari, diakhiri dengan ritual pelarungan ogoh-ogoh. Panitia juga memberikan bantuan dana kepada tiga pura sebagai apresiasi atas partisipasi mereka.

Hadir dalam acara ini dalam acara penyelenggara Hindu Kemenag , Kapolsek Tomoni Timur , Ketua PHDI Lutim, Pemangku adat tiga pura , para pinandita dan Masyarakat Desa Kertoraharjo dan Margomulyo .

Pawai ogoh-ogoh Tomoni Timur menjadi bukti bahwa tradisi tetap hidup di tengah modernitas, sekaligus mencerminkan semangat gotong royong masyarakat setempat.