Para santri harus bisa membedakan konten-konten radikalisme atau tidak, periksa betul informasi di media sosial, share sebelum sharing,” ujarnya.
Sementara itu, pemateri Muhammad Nasir Abbas yang merupakan mantan narapidana terorisme memberikan penjelasan bahwa ada kelompok yang berusaha memecah-belah bangsa dengan menyebarkan paham radikal.
“Hal itu merupakan sikap intoleran yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang tidak cocok dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang menjunjung sikap menghormati dan menghargai antar umat beragama dan berbudaya,” tuturnya.
Acara dihadiri langsung pimpinan pondok pesantren Drs. K.H. Muh. Nursyamsi Andi Pawawoi, S.H., M.A., para pembina dan ratusan santri dan santriwati.
Dhian Olivia Wijaya
Jumlah Pengunjung: 11