Lintassulawesi.com– Pembongkaran Pasar Kajang Kassi semakin panas setelah muncul dugaan ancaman terhadap Fathir, seorang wartawan dari media Indiwarta.com.
Ancaman tersebut diduga berasal dari salah satu pengelola pasar berinisial AS, yang terlibat dalam pembongkaran pasar.
Melalui pesan suara yang dikirimkan via WhatsApp, AS disebut-sebut menyampaikan ancaman yang tak hanya ditujukan kepada Fathir, tetapi juga keluarganya.
Rekaman Suara Berisi Ancaman
Fathir mengungkapkan bahwa dirinya menerima rekaman suara dari AS, yang diduga merasa tidak senang dengan pemberitaan terkait pembongkaran pasar tersebut.
Dalam rekaman tersebut, AS menyampaikan ancaman secara terbuka, mengklaim bahwa dirinya siap menghadapi segala konsekuensi hukum.
“Silakan laporkan saya, mau ke kejaksaan atau kepolisian, itu hak kita semua. Tapi saya tegaskan, lebih baik mengorbankan satu orang daripada membiarkan 99 orang lainnya menderita,” ujar AS dalam rekaman yang diperoleh Fathir.
AS juga menyebut bahwa tindakan melapor secara anonim adalah perbuatan “lebih hina dari binatang” dan menyatakan dirinya siap berhadapan langsung dengan siapa saja yang menuduhnya.
Fathir Minta Perlindungan Aparat
Merasa terancam, Fathir meminta perlindungan dari aparat penegak hukum (APH) untuk dirinya dan keluarganya. Ia menegaskan bahwa
pemberitaan yang ia lakukan bertujuan untuk kepentingan masyarakat, bukan karena motif pribadi.
“Saya berharap kepolisian dan kejaksaan segera turun tangan. Ancaman ini serius, dan saya ingin memastikan keluarga saya aman. Pemberitaan saya semata-mata untuk kepentingan publik, bukan untuk menyerang individu tertentu,” kata Fathir.
Soroti Transparansi Anggaran